Bentang Alam di Utara Tidoeng
Ini bagian dari Pantai Timur dan Timur Laut Kalimantan mengandung sebuah Kerajaan yang dibagi dari berbagai bentang alam,Teluk atau Sungai,di bawah kepala yang biasa disebut gelar Datoe dapat dianggap kena Pajak.Pantai itu mengandung bantalan dan tidak terlepas dari solokh,tetapi hanya beberapa titik,Teluk kecil,Teluk,Sungai dan Pulau-Pulau, yang sekarang sebagaian besar merupakan tempat tinggal Kerang Laut.
Wilayah pertama,bentang Alam atau Wilayah yang dianggap berbatasan dengan Seboekkoe,Sungai paling Utara di daratan pesisir Tidoeng.Atas,berdiri di bawah kepala yang disebut Datoe Muhammad (1848).Di sinilah komunikasi air domestik Tidoeng yang luar biasa dimulai.Pada bulan Februari 1849,penduduk dari tiga Kampung di sepanjang Sungai Seboekkoe telah menyatakan,bukan bagian dari Boeloegan ,Tapi dari Solokh.Sultan Boeloengan,bagaimanapun,mengusir seboekkkoe ini ke atas dan sejak itu Sungai Seboekkoe tetap tidak berpenghuni,mengusir seboekkoe ini ke atas dan sejak itu Sungai Seboekkoe tetap tidak berpenghuni,kecuali tempat tinggal sementara penduduk Tarakan,sebuah pulau di pantai yang sebelumnya merupakan dermaga Bajak Laut.
Kelompok ini juga telah diusir karena orang ingin perbatasan bebas di Boeloengan.Pengusiran ini hanya permusuhan timbal balik,karena di masa lalu solokh dan pembuat busur juga bertindak di hadapan para Pangeran Berou, yang harus merelokasi tempat duduk mereka terus menerus.Secara pasti Dokumen Berou yang akan kami komunikasikan,batas antara Berou dan Broenai dinyatakan sebagai sudut jauh di laut Sampang mengajau (Bukan sampanmangio alias Kalampoeran),titik utara, pada 7•3'n b. dan 166 •50'o.1Gr.tetapi sudut ini tidak ada sisi (Utara Toengkoe dan Selatan Tjina-batang,buka kina-batangan).
Sumber :Jurnal Hindia Belandan yang berjudul Catatan tentang Pantai Timur Utara Borneo. Penulis H.Von Dewall Tahun terbit Jurnal 1855
Comments
Post a Comment